Penerapan kurikulum berbasis kompetensi di SMANSA Singaraja memang menjadi topik hangat dalam dunia pendidikan akhir-akhir ini. Sejak diberlakukannya kurikulum ini, banyak pihak yang menganggapnya sebagai langkah positif dalam meningkatkan kualitas pendidikan di sekolah. Namun, tidak dapat dipungkiri bahwa penerapan kurikulum berbasis kompetensi juga menimbulkan berbagai tantangan yang perlu dihadapi.
Menurut Kepala Sekolah SMANSA Singaraja, Bapak Made Sudarma, penerapan kurikulum berbasis kompetensi memang memberikan hasil yang positif dalam hal pengembangan keterampilan siswa. “Dengan kurikulum ini, siswa diharapkan mampu mengembangkan berbagai kompetensi sesuai dengan kebutuhan dunia kerja yang semakin kompleks,” ujarnya.
Namun, Bapak Made juga menambahkan bahwa penerapan kurikulum berbasis kompetensi juga menghadirkan tantangan tersendiri, terutama dalam hal peningkatan kualitas pengajaran dan pembelajaran. “Guru harus mampu mengembangkan metode pembelajaran yang sesuai dengan kurikulum ini, serta terus memantau perkembangan kompetensi siswa secara berkala,” tambahnya.
Menurut Dr. I Wayan Artama, seorang pakar pendidikan dari Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, penerapan kurikulum berbasis kompetensi memang membutuhkan peran aktif dari semua pihak terkait, baik dari pihak sekolah, guru, maupun orang tua siswa. “Kurikulum ini tidak hanya menuntut siswa untuk memiliki pengetahuan, tetapi juga keterampilan dan sikap yang sesuai dengan tuntutan zaman,” ujarnya.
Dalam menghadapi tantangan penerapan kurikulum berbasis kompetensi, SMANSA Singaraja terus melakukan berbagai upaya, seperti pelatihan bagi guru, pengembangan kurikulum yang lebih relevan, serta kerjasama dengan berbagai pihak terkait. Dengan demikian, diharapkan penerapan kurikulum berbasis kompetensi di SMANSA Singaraja dapat sukses dan memberikan dampak positif bagi pendidikan di sekolah tersebut.